Senin, 28 Februari 2011

TEKNIK MELINDUNGI KEKAYAAN

Teknik Melindungi Kekayaan (Teknik Hedging) merupakan teknik budidaya emas dengan cara yang paling sederhana. Teknik ini secara alamiah sudah dipraktekkan oleh orang-orang dahulu, setelah panen raya mereka beli perhiasan untuk disimpan ataupun dipakai kemudian jika datang masa paceklik emas tersebut dijual.
Saat ini hedging dapat dilakukan tanpa harus menunggu panen dan emas yang harus dimiliki tidak harus dijual jika membutuhkan uang kertas untuk transaksi. Semakin majunya lembaga keuangan dan perbankan dengan varian produknya yang semakin kompetitif memungkinkan masyarakat melakukan lindung nilai atas semua transaksi yang akan dilakukannya agar nilai kekayaannya tidak berkurang.
Pengetahuan dasar yang mesti dimiliki dalam melakukan budidaya emas secara umum adalah GADAI. Saat ini telah berkembang institusi gadai syariah yang menggunakan prinsip titipan, sehingga barang gadai tidak akan dilelang selama biaya titipnya terus dibayar. Dibanding dengan Lembaga Pegadaian konvensional yang lebih dulu ada, gadai syariah lebih murah biaya titipnya dan lebih mudah prosesnya. Untuk bertransaksi gadai syariah, pemilik barang tidak harus beragama Islam.
Baiklah, mari dibahas satu persatu Teknik Hedging yang dapat diterapkan dalam dunia nyata yang sehari-harinya terjadi di masyarakat.


1.      Cara Cerdas Mengelola Gaji

2.      Cara Cerdas Naik Haji

3.      Cara Cerdas Membayar Biaya Sekolah

4.      Cara Cerdas Membeli Kendaraan

5.      Cara Cerdas Mengelola Modal Hasil Utang Bank

Pilihan Investasi Emas

Saat ini setidaknya ada tiga jenis emas yang biasa diperdagangkan. Masing-masing jenis tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun dalam kerangka investasi, tentu kita akan memilih jenis emas yang memberikan keuntungan yang paling besar.
1. Emas untuk perhiasan
Perhiasan merupakan jenis emas yang paling populer dan lazim diperjualbelikan di masyarakat. Emas dalam bentuk perhiasan dapat dipakai sehari-hari sebagai aksesoris kecantikan. Namun emas jenis ini kurang dianjurkan untuk dibeli untuk tujuan investasi. Hal ini disebabkan pada saat kita membeli perhiasan, ada komponen tambahan yang mesti kita bayar, yaitu berupa biaya pembuatan perhiasan emas itu sendiri yang nilainya bisa cukup besar. Sementara kalau perhiasan itu dijual kembali, hanya dinilai dari berat emasnya saja.
2. Emas dalam bentuk koin
Berbeda dengan emas perhiasan, emas dalam bentuk koin memang sengaja dibuat untuk diperjual belikan sebagai emas simpanan. Koin emas sering dijadikan sebagai barang koleksi. Tak heran, untuk koin yang sifatnya langka maka nilainya bisa menjadi sangat besar, jauh melebihi nilai dari emas yang terkandung didalam koin itu sendiri.
Ada banyak koin emas yang beredar di indonesia. Yang paling banyak diperjualbelikan adalah koin seri dinar, seri shio, dan juga emas polos. Produsen koin emas di indonesia adalah PT Aneka Tambang unit Bisnis logam mulia. Ukuran koin emas mulai dari 1 gram sampai 10 gram.
Meskipun emas jenis koin ini baik untuk dijadikan sebagai alat investasi, tetapi masih ada dua hal yang menjadikannya kurang kompetitif. Pertama, di indonesia koin semacam ini masih dianggap sebagai barang perhiasan, sehingga penjualannya masih dikenakan PPN sebesar 10%. Kedua, Biaya pencetakan untuk koin emas dipatok sebesar 3-5 % dari nilai emasnya sendiri. Dengan demikian, harga pembelian koin emas ini masih lebih mahal bila dibandingkan dengan harga emasnya itu sendiri.
3. Emas batangan
Jangan membayangkan emas batangan sebagai batangan sebesar batu bata yang semuanya terbuat dari emas sebagaimana yang sering kita lihat di film-film Hollywood. Berat emas batangan bervariasi mulai dari 1 gr sampai 1 kg. Biasanya emas batangan ini merupakan emas murni dengan kadar 24 karat. Untuk keperluan investasi, sebaiknya memilih emas batangan 24 karat dengan tingkat kemurnian 99,99 %. Di Indonesia, emas jenis ini telah dapat diproduksi oleh PT. Aneka tambang.
PT. Aneka tambang mengeluarkan emas batangan dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 gr, 2.5 gr, 5 gr, dan seterunya sampai 1 kg. Emas batangan yang diproduksi oleh PT. Aneka Tambang mempunyai sertifikat resmi yang menyatakan jaminan atas keaslian dan kadar emas tersebut.
Pembelian emas batangan tidak dikenakan pajak PPN oleh pemerintah, karena emas jenis ini dianggap sebagai bahan baku untuk industri perhiasan dan sebagainya. Karenanya, untuk berat yang sama, harga pembelian emas batangan lebih murah jika dibandingkan dengan koin emas.
Dengan demikian, emas batangan merupakan jenis emas yang paling cocok untuk digunakan sebagai instrumen investasi, karena kita tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar PPN ataupun biaya perancangan/pembuatan. 

Sumber:
http://bisnis-real.com/free-download/pedoman_investasi_emas.pdf
http://logammulia.com
http://www.gold.org/assets/images/carousel_images/940x345_jewellery_18_cap_alt.jpg?r=708
http://www.thegoldcoinstore.com/images/coins/Saudi1_200rev.jpg
 

Emas Sebagai Sarana Investasi

Pada umumnya orang memilih berinvestasi dalam bentuk emas untuk memperoleh keuntungan dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan pertambahan nilai dari emas dinilai tidak terlalu besar dalam jangka pendek dibandingkan dengan investasi di bursa saham misalnya.
Tapi ada periode-periode tertentu dimana investasi emas dalam jangka pendek menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi, bahkan jika dibandingkan dengan investasi di bursa saham dan deposito atau obligasi. Sebagai contoh, dari awal September hingga pertengahan Oktober 2009, harga emas telah naik lebih dari 10%. Nilai ini jauh lebih tinggi dari keuntungan yang bisa diperoleh dari deposito misalnya. Mengingat pada saat yang sama, suku bunga SBI dipatok hanya sebesar 6,5% per tahun. Jadi keuntungan dari investasi emas dalam satu bulan pada periode tersebut masih lebih tinggi daripada keuntungan yang bisa didapat dari deposito selama satu tahun. 
Walau demikian, kita mesti menyadari bahwa harga emas pun tidak selamanya naik. Ada masa-masa tertentu pula dimana harga emas mengalami penurunan yang cukup signifikan. Berikut ini grafik perubahan harga emas selama sepuluh tahun terakhir. 

Dari grafik diatas kita bisa melihat bahwa walaupun harga emas bisa naik dan turun, tetapi dalam jangka panjang selalu memiliki kecenderungan untuk meningkat. Harga emas saat ini telah mengalami kenaikan lebih dari 300% dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Kalau kita rata-ratakan, berarti harga emas telah mengalami kenaikan lebih dari 30% tiap tahun.
Nilai kenaikan ini jelas lebih tinggi dari tingkat rata-rata inflasi di Indonesia pada periode yang sama. Jadi jelas lah bahwa emas memang terbukti bisa menjadi sarana yang baik bukan hanya untuk menghindari inflasi, tetapi juga menjadi sarana investasi yang menguntungkan.
Berikut ini beberapa keuntungan dari memilih emas sebagai sarana investasi:
1. Tidak Ada Resiko Dalam Emas.
Ketika Anda memegang Emas, Anda memegang Asset riil yang tidak tergantung pada orang lain. Asset riil dalam genggaman Anda ini menjadi semakin penting pada saat krisis keuangan melanda. Tanyakan pada orang yang menaruh uang di Lehman Brothers (Amerika) misalnya. Juga pada orang yang mengalami krisis finansial yang serius di negaranya, maka Anda akan tahu betapa pentingnya Tangible Asset berupa Emas ini.
2. Konsistensi Daya Beli.
Katakanlah harga Emas turun dari Rp. 400.000/gram menjadi Rp. 200.000/gram, pastilah harga komiditi yang lain seperti gandum, minyak, dsb juga ikut turun. Statistik berabad-abad (dalam Islam sudah terbukti lebih dari 14 abad) menunjukkan adanya korelasi yang nyata antara harga Emas dengan harga komoditi-komoditi yang dibutuhkan manusia.
Jadi seandainya harga Emas turun, Anda juga tidak mengalami penurunan dalam kekayaan Anda, karena Anda akan tetap dapat membeli barang-barang sama banyaknya seperti ketika harga Emas sebelum turun. Makanya Emas disebut ZERO INFLATION.
3. Tidak Tergantung Pada Keputusan Pemerintah.
Beda dengan Uang Kertas yang nilainya bergantung pada keputusan pemerintah dan birokrat masing-masing negara, Emas nilainya sama sekali tidak bergantung mereka. Dengan memegang emas, Anda tidak perlu mencemaskan keputusan Pemerintah Anda tentang suku bunga dan sejenisnya.
4. Asset Yang Berada Di Luar Sistem Perbankan.
Dengan Emas Anda berkesempatan untuk memiliki aset yang di luar pengaruh sistem perbankan sama sekali. Kita tahu bahwa perbankan di seluruh dunia tanpa terkecuali negara maju sekalipun selalu dihantui krisis dari waktu ke waktu. Dengan Emas Anda akan terbebas dari pusaran krisis perbankan yang bisa muncul kapan saja dan di mana saja.
Keuntungan lainnya berinvestasi emas:
1. Perlindungan Nilai Asset
Bila Inflasi tinggi, harga Emas akan naik lebih tinggi. Semakin tinggi Inflasi, semakin tinggi kenaikan harga Emas. Jika kurs Dollar naik, harga Emas juga akan naik.
2. Sarana Menabung Paling Efektif Untuk Tujuan Tertentu.
Karena harga Emas berkembang menurut kenaikan Inflasi, maka Emas aman dipakai sebagai sarana menabung untuk keperluan Naik Haji, Pernikahan, Uang Muka Rumah maupun Pendidikan Anak.
3. Emas gampang diperoleh dan sangat liquid 
Emas mudah untuk dibeli dan dijual kembali dimana saja. Harga emas di seluruh indonesia juga relatif sama. Kita bisa membeli emas di Jakarta dan dijual kembali di Makasar dengan harga yang sama.

Sumber:

Emas dan Inflasi

Emas sering disebut dengan istilah “Barometer of fear”. Pada saat orang-orang cemas dengan situasi perekonomian, mereka cenderung untuk membeli emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Dua macam situasi ekonomi yang sering membuat orang cemas adalah inflasi dan deflasi. Emas telah terbukti sebagai sarana penyimpanan kekayaan yang tahan baik terhadap inflasi maupun deflasi.
Banyak orang percaya emas adalah produk investasi yang bisa menangkal inflasi. Dan memang, sejarah membuktikan emas akan diborong orang apabila terjadi kepanikan yang bisa membahayakan ekonomi negara, seperti inflasi tinggi, krisis keuangan, atau perang.
Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Inflasi bisa menggerogoti uang Anda. Kalau asumsi inflasi 15 persen/tahun, maka harga barang & jasa yang sekarang bernilai Rp 5 juta, akan menjadi Rp 10,06 juta atau dua kali lipat pada tahun ke6, dan Rp 15,3 juta atau tiga kali lipat pada tahun ke9, dan seterusnya.
Menurut pemerintah, inflasi adalah kenaikan harga-harga secara bersamaan. Sedangkan menurut kenyataan, yang benar: Inflasi adalah laju pertumbuhan uang yang beredar di dalam ekonomi. Bank sentral/otoritas keuangan mencetak uang sehingga jumlahnya di dalam ekonomi meningkat, akibatnya nilai uang turun dan harga-harga naik. Jadi inflasi adalah perbuatan manusia yang disengaja berkaitan dengan jumlah uang yang beredar, bukan gejala ekonomi akibat permintaan dan penawaran barang/jasa.
Dengan mitos inflasi (bahwa inflasi = kenaikan harga-harga) berarti penguasa bisa menyalahkan para pelaku ekonomi terutama pedagang. Tuduhan bisa dilontarkan bahwa karena ulah pedagang menimbun barang menyebabkan harga naik seperti yang dilakukan beberapa waktu ini terhadap produsen minyak sawit dan penyalur beras. Kemudian dibarengi dengan operasi pasar membuat image penguasa naik. Menjelekkan pedagang dan mendongkrak citra diri sendiri. Hal ini mudah dicerna dan didukung rakyat.
Contoh riilnya, misalnya seorang tukang becak yang di tahun 1980 mangkal di dekat Senayan. Dia memberi jasa mengantar penumpang sejauh kurang lebih 4 km ke Blok M. Sebagai imbalannya dia diberi uang sebesar Rp 300. Artinya Rp 300 mewakili jasa mengantar sejauh 4 km dengan becak. Uang ini disimpannya di lemari sampai tahun 2010. Pada saat ini dia sudah tua, dia mau naik becak dengan jarak yang sama. Kalau Rp 300 itu mewakili jasa mengantar sejauh 4 km dengan becak maka kapan saja dia gunakan tanda/alat pembayaran yang syah tentu dia akan memperoleh jasa yang sama.
Nyatanya tidak demikian. Di tahun 2010 diperlukan Rp 10.000 sampai Rp 150.00 untuk jasa yang sama. Artinya nilai riil tabungan si tukang becak ini sudah termakan oleh inflasi (baca: pajak tabungan dan pajak ekonomi bawah tanah) walaupun secara sadar si tukang becak tidak pernah merasa membayar pajak.
Salah satu bukti nyata ketahanan emas terhadap inflasi dapat kita lihat dari contoh berikut: Pada jaman Rasulullah Muhammad SAW, sekitar 1400 tahun yang lalu, harga satu ekor kambing adalah seharga satu dinar. Satu dinar adalah sepotong emas dengan kadar 22 karat dan mempunyai berat sebesar 4.25 gram. Saat ini, seekor kambing dengan kualitas yang sama masih mempunyai harga yang ekivalen dengan satu dinar.
Dapat kita lihat bahwa nilai emas sama sekali tidak terpengaruh oleh perubahan situasi ekonomi selama lebih dari 14 abad. Bandingkan dengan harga kambing kalau dihitung dalam rupiah. Sepuluh tahun lalu, uang sebesar 300 ribu rupiah bisa membeli seekor kambing yang bagus. Tapi sekarang, kambing yang bagus harus dibeli dengan uang lebih dari satu juta rupiah.
Tulisan ini akan membahas tentang apa yang bisa Anda lakukan agar bisa menghadapi inflasi. Bila Anda bukan termasuk pengambil keputusan di pemerintahan, Anda mungkin tidak bisa ikut menurunkan tingkat inflasi. Yang bisa Anda lakukan sebagai individu, hanyalah bagaimana agar Anda bisa mengambil “keuntungan” dari terjadinya inflasi tersebut. Bagaimana caranya? Saya menyarankan agar Anda melakukan investasi pada instrumen yang akan naik pesat apabila terjadi inflasi tinggi. Apa itu? Emas. 
Fakta membuktikan, bila terjadi inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi kenaikan harga emas. Statistik menunjukkan bahwa bila inflasi mencapai 10 persen, maka emas akan naik 13 persen. Bila inflasi 20 persen, maka emas akan naik 30 persen. Tetapi bila inflasi 100 persen, maka emas Anda akan naik 200 persen. Inilah kenapa Anda sebaiknya mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam bentuk emas. Ini karena emas dipercaya sebagai investasi penangkal inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin baik kenaikan nilai emas yang Anda miliki. Tetapi, patut dicatat bahwa harga emas akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah, bahkan cenderung sedikit menurun apabila laju inflasi di bawah dua digit. Jadi, emas hanya akan bagus bila terjadi inflasi moderat (dua digit), dan akan lebih bagus lagi bila terjadi inflasi hiper (tiga digit).

Sumber:
http://www.bi.go.id/biweb/TimeSeries/tsInflasi_ID.aspx?sdate=2002/12&edate=2010/12 
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=03&notab=1
http://www.ekonomiorangwarasdaninvestasi.blogspot.com
http://bisnis-real.com/free-download/pedoman_investasi_emas.pdf 

Emas dan Uang Kertas


           Apa yang kita namakan dengan mata uang sekarang ini, yaitu Dollar, Yen, Rupiah, Poundsterling, Euro, dan sebagainya, pada hakikatnya hanya selembar kertas biasa (dan yang berbentuk koin juga koin biasa yang tak ada harganya), yang hanya menjadi “uang” karena ada jaminan dari bank. Bank sendiri berani menjamin mata uang yang tak berharga tersebut karena memiliki cadangan devisa berupa emas dan perak.
Emas dan perak inilah yang sampai saat ini terus berupaya direbut dan ditimbun oleh Konspirasi Internasional dari tangan seluruh warga dunia, agar emas dan perak seluruh dunia berada di tangan mereka dan di tangan masyarakat hanyalah selembar kertas tidak berharga yang dipakai sebagai alat pembayaran. Keadaan ini akan sangat menguntungkan kaum Konspirasi Internasional yang bisa seenaknya memainkan nilai tukar mata uang tersebut sehingga masyarakat banyak bisa dikendalikan dengan mudah.
Pada prinsipnya, sistem uang kertas adalah sistem penipuan terhadap masyarakat banyak. Secara sederhana, sistem ini bisa digambarkan sebagai mencetak sebanyak-banyaknya uang kertas (uang symbol yang sesungguhnya tidak memiliki nilai sama sekali) dan mengguyurnya ke tengah masyarakat. Di lain pihak dalam waktu bersamaan, pengelola atau pengusaha yang mencetak uang kertas itu menarik sebanyak-banyaknya batangan emas ke pihaknya dari masyarakat luas. Jadi mereka menukar uang kertas yang sama sekali tidak ada harganya dengan batangan-batangan emas.
Hal ini dapat dilihat dengan jelas dalam sejarah ekonomi Amerika Serikat yang telah dikuasai oleh Konspirasi Internasional melalui Federal Reserve. Akibat gejolak politik yang berawal dari kepentingan ekonomi, pada 1913 para bankers AS menyatakan telah terjadi kekurangan mata uang di Amerika. Oleh sebab itu, pemerintah Amerika tidak bisa menerbitkan mata uang lagi karena semua emas cadangannya telah terpakai.
Agar ada tambahan sirkulasi uang, sekelompok orang kemudian mendirikan satu bank yang dinamakan “The Federal Reserve Bank of New York”, yang kemudian menjual saham yang dimiliki dan dibeli oleh mereka sendiri senilai US$ 450.000.000 melalui bank-bank: Rothschild Bank of London, Rothschild Bank of Berlin, Warburg Bank of Hamburg, Warburg Bank of Amsterdam (Keluarga Warburg mengontrol German Reichsbank bersama Keluarga Rothschild), Israel Moses Seif Bank of Italy, Lazard Brothers of Paris, Citibank, Goldman & Sach of New York, Lehman & Brothers of New York, Chase Manhattan Bank of New York, serta Kuhn & Loeb Bank of New York.
Karena bank-bank tersebut mempunyai cadangan emas yang besar, maka bank tersebut dapat mengeluarkan mata uang yang dengan jaminan emas tersebut dan mata uang tersebut disebut “Federal Reserve Notes”. Bentuknya sama dengan mata uang Amerika dan masing-masing dapat saling tukar.
Untuk membayar bunga, pemerintah Amerika menciptakan income-tax. Jadi sebenarnya warga negara Amerika membayar bunga kepada Federal Reserve. Income tax dimulai tahun 1913, pada tahun yang sama Federal Reserve Bank didirikan. Seluruh income tax yang terkumpul dibayarkan ke Federal Reserve sebagai bunga atas pinjaman.
Awal tahun 1929, Federal Reserve berhenti menerima uang emas sebagai bayaran. Yang berlaku hanya ‘uang resmi’ yang dikeluarkan oleh Federal Reserve. Federal Reserve mulai menarik uang kertas yang dijamin emas dari sirkulasi dan menggantinya dengan ‘uang resmi’.
Sebelum tahun 1929 berakhir, ekonomi Amerika mengalami malapetaka (dikenal dengan masa ‘Great Depression’). Tahun 1931, Presiden Amerika Hoover mengumumkan kekurangan budjet sebesar US$ 902.000.000. Tahun 1932 Amerika menjual emas senilai US$ 750.000.000 yang digunakan untuk menjamin mata uang Amerika.
Ini sama dengan ‘penjualan likuidasi’ sebuah perusahaan bermasalah. Emas yang dijual ini dibeli dengan potongan (discount rates) oleh bank internsional / bank asing (persis keadaannya seperti di Indonesia sekarang ini), dan pembelinya adalah pemilik Federal Reserve di New York.
Roosevelt melakukan serangkaian keputusan untuk melakukan reorganisasi pemerintahan Amerika sebagai suatu perusahaan. Perusahaan ini kemudian mengalami kebangkrutan. Amerika bangkrut karena tidak bisa membayar bunganya akibat berhutang kepada Federal Reserve.
Akibat bangkrutnya Amerika, maka bank-bank yang merupakan pemilik Federal Reserve sekarang memiliki SELURUH Amerika, termasuk warganegaranya dan asset-assetnya. Negara Amerika bentuknya adalah anak perusahaan Federal Reserve.
Tahun 1934 Roosevelt memerintahkan seluruh bank di Amerika untuk tutup selama satu minggu dan menarik emas dari seluruh warga AS dan juga mata uang yang diback-up emas dan menggantinya dengan “seolah-olah uang” (uang kertas) yang dicetak Federal Reserve. Tahun itu dikenang sebagai ‘Liburan Bank Nasional’.
Rakyat mulai menahan emasnya karena mereka tidak mau menggunakan kertas tak bernilai “seolah-olah uang”, karena itu Roosevelt pada tahun 1934 mengeluarkan perintah bahwa setiap warganegara dilarang memiliki emas, karena illegal. Para hamba hukum mulai melakukan penyelidikan pada orang-orang yang memiliki emas, dan segera menyitanya jika ditemukan. Pada saat itu rakyat yang ketakutan berbondong-bondong menukar emasnya dengan sertifikat/bond bertuliskan I. O. U yang ditandatangani oleh Morgenthau, Menteri Keuangan Amerika. Hal ini merupakan perampokan emas besar-besaran yang terjadi dalam sejarah umat manusia.
Tahun 1963 Presiden Kennedy memerintahkan Departemen Keuangan Amerika untuk mencetak uang logam perak. Langkah ini mengakhiri kekuasaan Federal Reserve karena dengan memiliki uang sendiri, maka rakyat Amerika tidak perlu membayar bunga atas uangnya sendiri. Lima bulan setelah perintah itu dikeluarkan, Presiden Kennedy mati dibunuh.
Langkah pertama Presiden Johnson adalah membatalkan keputusan Presiden Kennedy dan memerintahkan Departemen Keuangan Amerika untuk menghentikan pencetakan mata uang perak sekaligus menarik mata uang perak dari peredaran untuk dimusnahkan.
Pada hari yang sama Kennedy dimakamkan, Federal Reserve Bank mengeluarkan uang ‘no promise’ yang pertama. Uang ini tidak menjanjikan bahwa mereka akan membayar dalam mata uang yang sah secara hukum, tetapi mata uang ini merupakan alat pembayaran yang berlaku.
Demikian sejarah sistem mata uang kertas. Hingga akhirnya pada Taun 1971 secara resmi pemerintah Amerika Serikat tidak lagi menjaminkan cadangan emasnya dalam setiap pencetakan uang kertas baru. Sehingga pemerintah dapat menggelontorkan uang kertas ke masyarakat tanpa batasan. Sebagai bukti, Sentral Bank USA “The Federal Reserve” sejak Maret 2006 tidak lagi melaporkan kepada masyarakat laju pertambahan jumlah uang dollar yang beredar di masyarakat. Akibatnya nilai uang yang digunakan masyarakat menurun, artinya harga-harga barang komoditas merangkak naik.
Begitu pula dengan harga emas, dollar tidak dapat lagi mengendalikan harga emas sehingga harga emas akan selalu naik terhadap dollar, yang sama artinya dengan nilai dollar akan terus turun karena jumlah dollar yang beredar terus bertambah karena pencetakan uang baru. Grafik dibawah ini bersumber dari World Gold Council yang menggambarkan bagaimana pergerakan harga emas terhadap dollar dan poundsterling dari tahun 1900 hingga tahun 2010.

Sumber:
http://www.akupercaya.com
http://www.ekonomiorangwarasdaninvestasi.blogspot.com
http://www.worldgoldcouncil.com

Jumat, 25 Februari 2011

Sekilas Tentang Emas


Emas sebagai logam adalah sebuah elemen kimia yang memiliki simbol Au dan nomor atom 79. Sifat kimia dari emas adalah “inert”, artinya emas tidak mudah bereaksi dengan unsur kimia lain. Emas tetap akan berkilau walaupun sekian lama terkubur di dalam tanah atau di dasar lautan.
Logam emas mempunyai kegunaan dalam berbagai industri. Tapi penggunaan utamanya adalah sebagai perhiasan dan alat transaksi perdagangan atau mata uang, keduanya merupakan sarana lindung nilai. Emas telah digunakan sebagai mata uang sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu.
Emas merupakan logam yang mempunyai nilai yang sangat tinggi di semua kebudayaan di dunia, bahkan dalam bentuk mentahnya sekalipun. Sebagai komoditi pertambangan, emas mempunyai sejarah yang sangat panjang. Diperkirakan sejarah perkembangan emas sudah dimulai sejak 2000 – 5000 SM. Pertambangan emas banyak mengalami perubahan metoda, mulai dengan cara tradisional yaitu menggunakan metoda gravitasi atau amalgamisasi air raksa, kemudian metoda Sianida, flotasi dan heat leaching.
Pertambangan emas terbesar di dunia saat ini adalah Afrika Selatan, kendati demikian tidak berarti Afrika Selatan memiliki cadangan emas terbesar. Di Indonesia terdapat salah satu tambang emas besar di dunia, yaitu yang berada di Tembaga Pura, Papua yang dikelola oleh PT. Freeport Indonesia.